15 April 2010

Rumah Tukang Kayu

Seorang tukang kayu bermaksud pensiun dini dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi perumahan. .
ia menyampaikan keinginan tersebut kepada pemilik perusahaan. .
Tentu saja, ,
karena tidak bekerja ia akan kehilangan penghasilan bulanannya. .
Akan tetapi, ,
keinginan si tukang kayu ini sudah bulat. .
Ia sudah merasa lelah, ,
ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya yang penuh damai dan ketenangan dengan anak juga istrinya. .
Di pihak lain, ,
pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. .
Ia selalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya, ,
sebagai karya terahir yang dipersembahkan bagi perusahaan. .

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan tersebut. .
Tetapi, ,
sebenarnya hati kecilnya menolak dan merasa terpaksa. .
Pikirnya si pemilik perusahaan tidak mau rugi, ,
bahkan saat-saat terakhir pun ia masih diperkerjakan. .
hatinya tidak sepenuhnya tercurah pada pengerjaan rumah tersebut. .
Dengan bahan sekedarnya dan bekerja ogah-ogahan ia pun mengerjakan proyek itu. .
Alhasil, ,
rumahpun selesai dengan hasil yang memang tidak optimal. .
Ia telah mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak maksimal. .

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ,
sang tukang kayu lalu menyerahkan kunci rumah yang telah dibuatnya tersebut. .
Sang pemilik rumah mengucapkan terima kasih atas karya terakhirnya itu. .

Seraya menyalami sang tukang kayu, ,
ternyata sang majikan (pemilik rumah) menyerahkan rumah yang telah dibangunoleh tukang kayu tersebut, ,
"Ambillah, pakailah rumah ini untuk hari tuamu dan anggaplah ini sebagai ungkapan terima kasih perusahaan terhadap dedikasi dan loyalitasmu selama ini."
demikian pemilik perusahaan menyampaikan kata-kata perpisahan. .

Betapa terkejutnya sang tukang kayu. .
Malu dan menyesal dirasakannya sewaktu menerima kunci rumah yang telah dibuatnya sendiri. .
Seandainya ia tahu, ,
bahwa rumah itu akan diberikan untuknya, ,
tentu ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. .

Itulah kehidupan yang penuh dengan misteri. .
Waktu yang merupakan aset terbesar kita terkadang menjadi sia-sia yang diakhiri dengan penyesalan. .
Padahal, ,
dalam hidup ini kita dapat diibaratkan sedang membangun rumah yang akan kita nikmati hasilnya, ,
baik di hari tua maupun sebagai monumen yang dapat dibaca oleh orang lain. .

bersambung. . .

---------->>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar