18 Maret 2010

Segelas Susu

Suatu hari, ,
seorang anak lelaki miskin yang hidup sebagai pedagang asongan dari pintu ke pintu kehabisan uang. .
kondisinya saat itu sangat lapar. .
anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. .
akan tetapi, ,
dia kehilangan keberanian saat seorang ibu muda -istri pejabat- membuka pintu. .
anak itu tidak jadi meminta makanan, ,
ia hanya berani meminta segelas air. .
ibu muda tersebut melihat dan berpikir bahwa anak lelaki itu pastilah lapar. .

oleh karena itu, ,
ia membawakan segelas besar susu. .
kemudian anak lelaki tersebut meminum dengan "lahap"-nya dan bertanya, ,
"berapa saya harus membayar segelas susu besar ini?"

ibu itu menjawab, ,
"kamu tidak perlu membayar apapun, orang tua kami dulu mengajarkan untuk tidak menerima bayaran jika melakukan suatu kebaikan". .

sambil menghabiskan susunya, ,'
anak lelaki tersebut berkata dalam hatinya:
"dari hatiku yang terdalam, aku sangat simpati pada ibu yang berbaik hati ini, dia tidak sombong sekalipun istri pejabat"

beberapa puluh tahun kemudian, ,
ibu muda dahulu (yang kini sudah agak lanjut usia) mengalami sakit yang sangat kritis. .
balai pengobatan sudah tidak mampu lagi mengobati penyakit komplikasinya, ,
apalagi saat ini ia berstatus janda seorang pensiunan kereta api. .
atas saran keluarganya, ,
si wanita ini dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Pemerintah yang ada di kota tersebut untuk di observasi. .
namun, ,
tetap saja tidak bisa diobati. .
akhirnya, ,
dengan menjual barang-barang tersisa dan atas bantuan rekan-rekan sesama janda pensiunan, ,
si wanita muda ini dikirim ke ibukota karena di sana ada dokter yang mampu mengobati penyakit komplikasinya itu. .

Dr. Sobur Nurjaman Ali dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. .
pada saat ia mendengar nama kota asal ibu tersebut, ,
terbersit seberkas pancaran aneh pada mata Dr. Sobur. .
segera ia bangkit mengenakan jubah dokternya dan bergegas turun melalui aula rumah sakit menuju kamar si wanita tersebut. .
ia langsung mengenali wanita itu dengan sekali pandang. .

Dr. Sobur kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan serangkaian medical check up total serta terapi-terapi medis lainnya. .

"pokoknya, ibu tersebut harus sembuh."
demikian obsesinya. .
mulai hari itu, ,
si ibu yang tergolek lemah tersebut menjadi perhatian Dr. Sobur dengan kasih yang tulus. .
memasuki bulan ketiga di rumah sakit tersebut ternyata s ibu benar-benar sembuh. .

lalu, ,
Dr Sobur meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya guna persetujuan. .
Dr. Sobur melihatnya, ,
dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan tersebut. .
ia sangat yakin bahwa ibu ini tidak akan mapu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. .
bisnis yang dirintis bersama sang suami (almarhum) ketika memasuiki pensiun gagal karena ditipu orang, ,
demikian cerita si ibu kepada Dr. Sobur beberapa waktu lalu. .
hal ini pula yang membuat ia jatuh miskin, ,
dengan seorang anak yang saat ini juga pengangguran. .

lembar tagihan akhirnya sampai ke tangan ibu yang malang itu. .
dengan rasa was-was ia memberanikan diri membaca tagihan yang di sodorkan oleh bagian keuangan. .
di sana tertera rincian biaya yang dikeluarkan selama ia menjalani pengobatan. .
akan tetapi, ,
ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. .
ia membaca tulisan yang berbunyi, ,
"telah dibayar lunas dengan segelas besar susu!"
Tertanda : Dr. sobur Nurjaman Ali

(Marpaung, Parlindungan.2006.Setengah Isi Setengah Kosong.Bandung: MQS Publishing)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar